Senin, 31 Oktober 2016

MAKAM ORANG-ORANG SALEH DAN DOA YANG DIKABULKAN

Imam Taj bin Subki menyebutkan dalam Thabaqat Asy-Syafi'iyah dalam biografi imam Ghazali, bahwa orang-orang berdoa di makam imam Ghazali di Thus lalu doa mereka dikabulkan. Subki juga menyebutkan dalam Thabaqat Asy-Syafi'iyah bahwa berdoa di makam Yusuf bin Dunas dikenal mustajab. Penduduk Irak berkata, “Berdoa di dekat makam Ma’ruf Al-Kurkhi manjur.” Ini disebutkan Khatib Al-Baghdadi, Adz-Dzahabi, dan lainnya. Khatib menyebutkan dalam Tarikh Baghdad bahwa Asy-Syafi'i bertawasul di dekat makam Abu Hanifah, dan Khallal bertawasul di dekat makam Musa Al-Kazhim. Al-Hafizh Al-Muqri menyebutkan riwayat dalam Musnad Ashbahan yang dinukil As-Sakhawi dalam Al-Qaulul Badi’, bahwa ia pernah bersama Al-hafizh Ath-Thabarani dan Al-hafizh Abu Syaikh di dekat makam Rasulullah , saat itu mereka sedang kelaparan. Mereka kemudian mengadu kepada beliau di makam beliau. Tanpa diduga, seseorang keturunan Ali datang dengan membawa keranjang berisi makanan untuk mereka. Ia berkata, “Kalian mengadu kepada Rasulullah , beliau datang kepadaku dan memerintahkanku untuk memberikan (makanan) ini (kepada kalian).” Tawassul dan mengambil berkah adalah amalan yang baik menurut para imam Ahlusunnah, mereka adalah pakar hadits yang telah hafal 100.000 hadits lebih. Masihkah kita ragu dengan keilmuan mereka hanya karena disalahkan oleh orang yang lantang membaca satu hadits KULLU BID'AH DHALALAH? lalu merasa paling benar dengan pemahamannya sendiri! Pernahkah kita berpikir jika pendengar kajian radio/tv wahabi saja bisa takut pada bid'ah dan syirik, mengapa para imam yang ilmunya melebihi keilmuan semua syekh tukang bid'ah yang hidup dan yang mati, tidak takut bid'ah dan syirik? Atau definisi bid'ah dan syirik anda yang lebay melampoi ilmu para hafizh ? Jangan tertipu Selogan Anti Madzhab Mengikuti Imam Madzhab, hal itu bukan berarti kita meninggalkan Rasulullah ﷺ. Sebab Imam madzhab itu bukan saingan Rasulullah ﷺ atau menggantikan posisi Beliau. Para ulama yang mengikuti Madzhab Syafi’i seperti Imam al-Bukhari, al-Hakim, al-Daraquthni, al-Baihaqi, al-Nawawi, Ibnu Hajar, Ibnu Katsir dan lain-lain, berkeyakinan bahwa Imam Syafi’i lebih mengerti dari pada mereka terhadap makna-makna al-Qur’an dan hadits Rasulullah secara menyeluruh. Ketika mereka mengikuti Syafi’i, bukan berarti meninggalkan al-Qur’an dan Sunnah. Akan tetapi mengikuti al-Qur’an dan Sunnah sesuai dengan pemahaman orang yang lebih memahami, yaitu Imam al-Syafi’i. Silahkan kita baca Tafsir Ibnu Katsir banyak sekali di kutib pendapat-pendapat para imam Madzhab. Jika orang yang mendapat julukan Al Hafidz mereka masih mengikuti Madzhab, apalagi kita yang minim sekali dari pengetahuan tentang agama, tentulah pilihan bermadzhab adalah pilihan terbaik bagi kita yang awam, taqlid kepada Madzhab itu sesuai perintah Al-Quran فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui. (QS: An-Nahl: 43) Mengikuti madzhab juga sesuai perintah Nabi ﷺ Rasulullah ﷺ bersabda: “إِنَّ اللهَ لَا يُجْمِعُ أُمَّةِ عَلَى ضَلَالَةٍ وَيَدُ اللهِ مَعَ الجَمَاعَةِ وَمَنْ شَذَّ شَذَّ إِلَى النَّارِ” “Sesungguhnya Allah tidak menghimpun ummatku diatas kesesatan. Dan tangan Allah bersama al jama’ah. Barangsiapa yang menyimpang, maka ia menyimpang ke neraka“. (HR. Tirmidzi). Coba kita perhatikan mayoritas Ummat Islam di dunia saat ini adalah moyoritas dari mereka adalah yang merujuk kepada 4 madzhab yaitu : Maliki,Hanafi,Syafi'i dan Hanbali. والله المستعان.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar dengan santun.